Kamis, 02 Agustus 2012

Trauma Abdomen


DAFTAR  ISI

          Halaman
Halaman Judul
Kata Pengantar……………………………………………………….
Daftar isi…………………………………………………………….
BAB I Pendahuluan

A.     Latar Belakang …………………………………………….
B.     Tujuan Penulisan ………………………………………….
C.     Metode Penulisan ………………………………………….
D.     Sistematika Penulisan ……………………………………..
BAB II Tinjaun Pustaka
I.Konsep Dasar Penyakit
A.     Pengertian …………………………………………………
B.     Etiologi/Faktor Penyebab …………………………………
C.     Klasifikasi………………………………………………….
D.     Anatomi dan Fisiologi …………………………………….
E.      Pathofisiologi ……………………………………………...
F.      Manifestasi klinis………………………………………….
G.     Komplikasi…………………………………………………
H.     Pemeriksaan Diagnostik…………………………………...
I.        Penatalaksanaan……………………………………………
II. Konsep Dasar Askep
A.      Pengkajian…………………………………………………..
B.       Diagnosa dan Intervensi keperawatan……………………..
BAB III Penutup
Kesimpulan dan Saran ……………………………………………...
Daftar Pustaka………………………………………………………

Contoh Askep

i
ii


1

2
2

2


3

3
4

5
6

8
9

9
11


13

14

18
Iii

BAB I 

PENDAHULUAN

1        LATAR BELAKANG                                

                        Dalam era Modernisasi kemajuan dibidang  tekhnologi trasnportasi dan semakin  berkembangnya mobilitas manusia  berkendaraan di jalan raya, menyebabkan kecelakaan yang terjadi   semakin meningkat serta angka kematian semakin tinggi. Salah satu kematian akibat kecelakaan adalah diakibatkan trauma abdomen. Kecelakaan laulintas merupakan penyebab kematian 75 % trauma tumpul abdomen, sedangkan penyebab lainnya adalah penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari tempat ketinggian, sedangkan akibat dari penganiayaan ini  disebabkan oleh karena senjata tajam dan peluru. Oleh karena hal tersebut diatas akan mengakibatkan kerusakan dan menimbulkan robekan dari organ – organ dalam rongga abdomen atau mengakibatkan penumpukan darah dalam rongga abdomen yang berakibat kematian. Di Rumah Sakit data kejadian trauma abdomen masih cukup tinggi. Dalam kasus ini “ Waktu adalah nyawa ”  dimana dibutuhkan suatu penanganan yang professional yaitu cepat, tepat, cermat  dan akurat, baik di tempat kejadian  ( pre hospital ), transportasi sampai tindakan definitif di rumah sakit.
                        Tindakan  definitif dengan jalan pembedahan sangatlah penting dilakukan, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama antara pasien, keluarga  pihak dokter maupun perawat sebagai mitra kerja ataupun merupakan Team Work dalam melaksanakan tindakan pembedahan sekaligus memberikan Asuhan Keperawatan.  Perawat merupakan ujung tombak dan berperan aktif dalam memberikan pelayanan membantu klien  mengatasi permasalahan yang dirasakan baik dari aspek psikologis maupun aspek fisiologi secara komprehensif. Mengingat kurangnya pengetahuan dan pengertian klien maupun keluarga  tentang penyakit atau sebab dan akibat  dari trauma dan alasan  tindakan therapy pembedahan  yang dilakukan, oleh karena itu sangatlah diperlukan informasi yang adequat. Dengan demikian klien dan keluarga akan kooperatif dan tingkat kecemasan berkurang. Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas,  maka penulis tertarik untuk mengambil judul“ Asuhan Keperawatan Klien Tn.T.dengan masalah keperawatan pre operatif trauma tumpul abdomen di ruang yakud RSUD.H.DAMANHURI BARABAI.”

2        TUJUAN PENULISAN
a)      memahami pengertian, penyebab,  klasifikasi, anatomi fisiologi, perjalanan penyakit, Manifestasi klinis, Komplikasi, Pemeriksaan diagnostic, dan pelaksanaan , beserta konsep dasar asuhan keperawatan.
b)      Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja untuk perawatan pasien penderita trauma abdomen
c)      Menguraikan prosedur perawatan yang digunakan untuk pasien penderita trauma abdomen


3      BATASAN MASALAH
               Dalam makalah ini kami hanya membahas tentang konsep dasar penyakit trauma abdomen. yaitu pengertian trauma abdomen, penyebab, klasifikasi, Anatomi fisiologi area abdomen, patofisiologi/ perjalanan penyakitnya, Manifestasi klinis, Komplikasi, Pemeriksaan diagnostic, dan penalaksaan, beserta konsep dasar asuhan keperawatan dan asuhan keperawatan dari trauma abdomen. 


4        METODE PENULISAN

                        Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan, dengan menggunakan beberapa referensi dari buku- buku dan internet.
                                                            BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TRAUMA ABDOMEN

I.     KONSEP DASAR PENYAKIT

1.       PENGERTIAN

      Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2002).
      Trauma abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh – pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. (Temuh Ilmiah Perawat Bedah Indonesia, 13 Juli 2000).
                  Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001).
      Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).
      Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ (Sjamsuhidayat, 1997).

2.       ETIOLOGI / FAKTOR PENYEBAB
      Kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian.
      Menurut sjamsuhidayat, penyebab trauma abdomen adalah, sebagai berikut :
      1. Penyebab trauma penetrasi
·       Luka akibat terkena tembakan
·       Luka akibat tikaman benda tajam
·       Luka akibat tusukan
2. Penyebab trauma non-penetrasi
·         Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
·          Hancur (tertabrak mobil)
·          Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
·          Cidera akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah raga

  1. KLASIFIKASI
            Trauma pada dinding abdomen terdiri dari :
1.     Kontusio dinding abdomen
disebabkan trauma non-penetrasi. Kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen, kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa darah dapat menyerupai tumor.
2.    Laserasi
 Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen harus di eksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ.

Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut  Suddarth & Brunner (2002) terdiri dari:
1.     Perforasi organ viseral intraperitoneum
          Cedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti adanya cedera pada dinding abdomen.
2.    Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen
          Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahli bedah.
3.    Cedera thorak abdomen
          Setiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma, atau sayap kanan dan hati harus dieksplorasi


  1. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuk lonjong dan meluas dari atas diafragma sampai pelvis dibawah.  Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian – abdomen yang sebenarnya, yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan kecil.
Batasan – batasan abdomen. Di atas,  diafragma, Di bawah, pintu masuk panggul dari panggul besar. Di depan dan kedua sisi, otot – otot abdominal, tulang –tulang illiaka dan iga – iga sebelah bawah. Di belakang, tulang punggung, dan otot psoas dan quadratrus lumborum.
Isi Abdomen. Sebagaian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus, dan usus besar. Hati menempati bagian atas, terletak di bawah diafragma, dan menutupi lambung dan bagian pertama usus halus. Kandung empedu terletak dibawah hati. Pankreas terletak dibelakang lambung, dan limpa terletak dibagian ujung pancreas. Ginjal dan kelenjar suprarenal berada diatas dinding posterior abdomen. Ureter berjalan melalui abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena kava inferior, reseptakulum khili dan sebagaian dari saluran torasika terletak didalam abdomen.
Pembuluh limfe dan kelenjar limfe, urat saraf, peritoneum dan lemak juga dijumpai dalam rongga ini.


  1. PATHOFISIOLOGI
Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan lalulintas, penganiayaan, kecelakaan olah raga dan terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor – faktor fisik  dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi berhubungan  dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan  dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan  yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus dipertimbangkan  dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme :
§  Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga.
§  Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks.
§  Terjadi gaya akselerasi – deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya robek pada organ dan pedikel vaskuler.
           



Pohon masalah:

Trauma
(kecelakaan)
Penetrasi & Non-Penetrasi
Terjadi perforasi lapisan abdomen
(kontusio, laserasi, jejas, hematom)
Menekan saraf peritonitis
Terjadi perdarahan jar.lunak dan rongga abdomen  →   Nyeri
Motilitas usus
Disfungsi usus  →   Resiko infeksi
Refluks usus output cairan berlebih

                            Gangguan cairan        Nutrisi kurang dari
dan eloktrolit           kebutuhan tubuh
Kelemahan fisik
Gangguan mobilitas fisik

(Sumber : Mansjoer,2001)







  1. MANIFESTASI KLINIS
            Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis menurut Sjamsuhidayat (1997), meliputi: nyeri tekan diatas daerah abdomen, distensi abdomen, demam, anorexia, mual dan muntah, takikardi, peningkatan suhu tubuh, nyeri spontan.
Pada trauma non-penetrasi (tumpul) biasanya terdapat adanya:

·          Jejas atau ruftur dibagian dalam abdomen
·          Terjadi perdarahan intra abdominal.
·          Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus tidak normal dan biasanya akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, muntah, dan BAB hitam (melena).
·          Kemungkinan bukti klinis tidak tampak sampai beberapa jam setelah trauma.
·         Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat tanda kontusio pada dinding abdomen.

Pada trauma penetrasi biasanya terdapat:
·          Terdapat luka robekan pada abdomen.
·          Luka tusuk sampai menembus abdomen.
·          Penanganan yang kurang tepat biasanya memperbanyak perdarahan/memperparah keadaan.
·         Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam andomen.

Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen, yaitu :
1. Nyeri
     Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.

2. Darah dan cairan
Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi.
3. Cairan atau udara dibawah diafragma
Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisi rekumben.
4. Mual dan muntah
5. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi.

  1. KOMPLIKASI
Segera : hemoragi, syok, dan cedera.
 Lambat : infeksi (Smeltzer, 2001).

  1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Foto thoraks
                      Untuk melihat adanya trauma pada thorak.
2.    Pemeriksaan darah rutin
                        Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
3.    Plain abdomen foto tegak
                        Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperineal dekat duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran usus.
4.    Pemeriksaan urine rutin
                        Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.
5.    VP (Intravenous Pyelogram)
                        Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.
6.    Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
                        Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
1.     Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagai berikut :
         o   Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya
         o   Trauma pada bagian bawah dari dada
         o   Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas
o   Pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran (obat, alkohol, cedera otak)
o   Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum tulang belakang)
         o   Patah tulang pelvis
2.    Kontra indikasi relatif melakukan DPL adalah sebagai berikut :
o   Hamil
o   Pernah operasi abdominal
o   Operator tidak berpengalaman
o   Bila hasilnya tidak akan merubah penatalaksanaan
7.    Ultrasonografi dan CT Scan
     Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.

  1. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis :
1.     Abdominal paracentesis
       Menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium, merupakan indikasi untuk laparotomi.
2.    Pemeriksaan laparoskopi
       Mengetahui secara langsung penyebab abdomen akut.
3.    Pemasangan NGT
       Memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen.
4.    Pemberian antibiotik
       Mencegah infeksi.
5.    Laparotomi

Penatalaksanaan keperawatan:
1. Mulai prosedur resusitasi (memperbaiki jalan napas, pernapasan, sirkulasi) sesuai   indikasi.
2. Pertahankan pasien pada brankar atau tandu papan ;  gerakkan dapat menyebabkan fragmentasi bekuan pada pada pembuluh darah besar dan menimbulkan hemoragi masif.
a) Pastikan kepatenan jalan napas dan kestabilan pernapasan serta sistem saraf.
b) Jika pasien koma, bebat leher sampai setelah sinar x leher didapatkan.
     c) Gunting baju dari luka.
     d) Hitung jumlah luka.
     e) Tentukan lokasi luka masuk dan keluar.
3. Kaji tanda dan gejala hemoragi.
4. Kontrol perdarahan dan pertahanan volume darah sampai pembedahan dilakukan.
5. Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik. Prosedur ini membantu mendeteksi luka lambung, mengurangi kontaminasi terhadap rongga peritonium, dan mencegah komplikasi paru karena aspirasi.
6. Tutupi visera abdomen yang keluar dengan balutan steril, balutan salin basah untuk mencegah kekeringan visera.
7. Pasang kateter uretra menetap untuk mendapatkan kepastian adanya hematuria dan pantau haluaran urine.
8. Siapkan pasien untuk pembedahan jika terdapat bukti adanya syok, kehilangan darah, adanya udara bebas dibawah diafragma, eviserasi, atau hematuria.
































II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1.                                                                            Pengkajian
1. Aktifitas/istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas,
Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseim Bangan cedera (trauma)
2. Sirkulasi 
Data Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu), polanapas(hipoventilasi, hiperventilasi, dll).
3. Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang
atau dramatis)
Data Obyektif : Cemas, Bingung, Depresi.
4. Eliminasi
Data Subyektif : Inkontinensia kandung kemih/usus atau
mengalami gangguan fungsi.
5. Makanan dan cairan
Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan
Selera makan.
Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen.
6. Neurosensori.
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara, vertigo
Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma,
perubahan status mental,Kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.
7. Nyeri dan kenyamanan
Data Subyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan
lokasi yang berbeda, biasanya lama.
Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.
8. Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
9. Keamanan
Data Subyektif : Trauma baru/ trauma karena kecelakaan.
Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif.
Gangguan rentang gerak.


2.                                                                            Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
a)      Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : Terjadi keseimbangan volume cairan.
           K.H      : Kebutuhan cairan terpenuhi
               Intervensi     :
 1.     Kaji tanda-tanda vital
                    R/ untuk mengidentifikasi defisit volume cairan
 2.    Pantau cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin
                    R/ mengidentifikasi keadaan perdarahan
 3.    Kaji tetesan infus
                    R/ awasi tetesan untuk mengidentifikasi kebutuhan cairan.
 4.    Kolaborasi : Berikan cairan parenteral sesuai indikasi.
                    R/ cara parenteral membantu memenuhi kebutuhan nuitrisi tubuh.
 5.    Tranfusi darah
                    R/ menggantikan darah yang keluar.

b)     Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.
Tujuan : Nyeri teratasi
           K.H      : Nyeri berkurang atau hilang.

               Intervensi :
1.     Kaji karakteristik nyeri
                    R/ mengetahui tingkat nyeri klien.
2.    Beri posisi semi fowler.
                    R/ mengurngi kontraksi abdomen
3.    Anjurkan tehnik manajemen nyeri seperti distraksi
                    R/ membantu mengurangi rasa nyeri dengan mengalihkan perhatian
4.    Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
                    R/ analgetik membantu mengurangi rasa nyeri.
5.    Managemant lingkungan yang nyaman
                  R/ lingkungan yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman klien

c)      Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan tubuh.
          Tujuan : Tidak terjadi infeksi
           K.H    : tidak ada tanda-tanda infeksi
          Intervensi :
1.     Kaji tanda-tanda infeksi
              R/ mengidentifikasi adanya resiko infeksi lebih dini.
2.    Kaji keadaan luka
             R/ keadaan luka yang diketahui lebih awal dapat mengurangi resiko         infeksi.
3.    Kaji tanda-tanda vital
               R/ suhu tubuh naik dapat di indikasikan adanya proses   infeksi.
4.    Perawatan luka dengan prinsip sterilisasi
             R/ teknik aseptik dapat menurunkan resiko infeksi nosokomial

5.    Kolaborasi pemberian antibiotik
                R/ antibiotik mencegah adanya infeksi bakteri dari luar

d)     Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatan
Tujuan : Ansietas teratasi
           K.H    : Klien tampak rileks
                  Intervensi :
1.     Kaji perilaku koping baru dan anjurkan penggunaan ketrampilan yang berhasil pada waktu lalu
         R/ koping yang baik akan mengurangi ansietas klien.
2.    Dorong dan sediakan waktu untuk mengungkapkan ansietas dan rasa takut dan berikan penanganan
         R/ mengetahui ansietas, rasa takut klien bisa mengidentifikasi masalah dan untuk memberikan penjelasan kepada klien.
3.    Jelaskan prosedur dan tindakan dan beri penguatan penjelasan mengenai penyakit
          R/ apabila klien tahu tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, klien mengerti dan diharapkan ansietas berkurang
4.    Pertahankan lingkungan yang tenang dan tanpa stres
R/ lingkungan yang nyaman dapat membuat klien nyaman dalam menghadapi situasi
5.    Dorong dan dukungan orang terdekat
          R/ memotifasi klien

e)      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
  Tujuan : Dapat bergerak bebas
   K.H: Mempertahankan mobilitas optimal

                          Intervensi     :
1.     Kaji kemampuan pasien untuk bergerak
                        R/ identifikasi kemampuan klien dalam mobilisasi
2.    Dekatkan peralatan yang dibutuhkan pasien
                        R/ meminimalisir pergerakan kien
3.    Berikan latihan gerak aktif pasif
                        R/ melatih otot-otot klien
4.    Bantu kebutuhan pasien
                        R/ membantu dalam mengatasi kebutuhan dasar klien
5.    Kolaborasi dengan ahli fisioterapi.
                        R/ terapi fisioterapi dapat memulihkan kondisi klien



















BAB III

PENUTUP


1.      Kesimpulan
                                    Trauma tumpul abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh – pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. Trauma abdomen disebabkan oleh Kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian.

2.      Saran
            Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya trauma abdomen, faktor tertinggi biasanyadisebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, kemudian karena penganiayaan, kecelakaan olahraga dan jatuh dari ketinggian. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki, hendaknya kita harus selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas, agar terhindar dari bahaya trauma maupun cedera.








DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. Jakarta: EGC

Carpenito, 1998 Buku saku: Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis,             Edisi 6. Jakarta: EGC

Doenges. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan   Pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3. Jakarta: EGC

FKUI. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu bedah. Jakarta: Binarupa Aksara

               Hudak & Gallo. 2001. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.FKUI : Media      Aesculapius

Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth   Ed.8 Vol.3. : Jakarta: EGC.

               Suddarth & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta :        EGC

               Training. 2009. Primarytraumacare.(http ://www.primarytraumacare.org/   ptcman/training/ppd/ptc_indo.pdf/ 10, 17, 2009, 13.10 1m, diakses: 12         september 2011)



ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T DENGAN
DIAGNOSA MEDIS TRAUMA ABDOMEN
DI RUANG PERAWATAN YAKUD
RSUD H. DAMANHURI
BARABAI

I.      BIODATA
A.    IDENTITAS KLIEN
Nama                             : Tn. T
Umur                              : 21 tahun
Jenis kelamin                  : Laki-laki
Agama                           : Islam
Suku / Bangsa                : Banjar / WNI
Pendidikan                     : Mahasiswa
Bahasa yang digunakan : Banjar
Alamat                           : Batung Mandingin
Kiriman dari                   : IGD
Tgl masuk RS / Pusk      : 17 Agustus 2011 Jam 09. 30 WITA
Tgl pengkajian               : 17  Agustus 2011  Jam 10.00 WITA
No. Register                   : 4383/11
Diagnosa medis             : Trauma Abdomen
B.     PENANGGUNG JAWAB KLIEN
Nama                             : Ny. S
Umur                              : 58 tahun
Pekerjaan                       : PNS
Agama                           : Islam
Hub. Dengan klien         : Ibu
Alamat                           : Batung Mandingin



II.      ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
A.    ALASAN DIRAWAT
Kecelakaan lalu lintas dan nyeri pada bagian abdomen
B.     KELUHAN UTAMA
Nyeri abdomen
1.      Provocative / Palliative
Disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dan terbentur setang sepeda motor pada bagian abdomen, nyeri akan bertambah jika klien melakukan pergerakkan, usaha yang dilakukan untuk menghindari faktor penambah nyeri seperti hanya berdiam di tempat tidur, kadang-kadang untuk mengurangi nyeri orang tua klien mengelus – elus bagian yang nyeri.
2.      Quality / Quantity
Nyeri dirasakan apabila klien banyak bergerak, nyeri seperti ditusuk - tusuk dan klien terlihat meringis apabila nyeri itu timbul.
3.      Regional
Nyeri dirasakan pada bagian abdomen sebelah kiri
4.      Severity Scale
Berdasarkan pengkajian tanggal 17 Agustus 2011 jam 10.00 WITA klien terlihat meringis kesakitan dengan skala nyeri sedang, skala nyeri:
 



5.      Timing
Nyeri timbul sesudah klien kecelakaan dan nyeri dirasakan sewaktu klien melakukan pergerakkan dan lamanya nyeri yang dirasakan klien tidak menentu.

III.      RIWAYAT KESEHATAN
A.    RIWAYAT KESEHATAN SEBELUM SAKIT
Sebelum dirawat klien tidak pernah mengalami sakit yang serius dan tidak ada riwayat alergi obat atau makanan.

B.     RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pada hari minggu tanggal 17 Agustus 2011 sekitar jam 09.00 WITA sehabis klien jalan-jalan melihat festival di lapangan Dwi Warna Babarai dengan teman-temannya. Ketika di jalan kendaraan klien menabrak kendaraan orang lain yang berlawanan arah saat klien mau melewati tumpukkan pasir. Setelah terjadi tabrakan klien mengalami benturan pada daerah abdomen sebelah kiri akibat dari benturan setang sepeda motor klien dan terdapat luka lecet pada bagian tangan dan lutut klien. Kemudian teman-teman dan orang tua klien langsung membawa klien ke RSUD H. Damanhuri Barabai tanggal 17 Agustus 2011 jam 09.30 WITA untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
C.     RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Menurut keluarga klien dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular dan keturunan seperti hipertensi dan DM.



Genogram


                                                                             
                                                      
                                      
                                               
 


                                                            Klien
KET :                                  
= perempuan                                                                = Klien

= Laki-laki                                                                    = tinggal serumah

= Meninggal karena usia tua

IV.      AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI
A.     MAKAN dan MINUM
Di rumah : pola makan klien 3 x sehari, dengan makanan yang pokok sehari-hari seperti nasi, lauk pauk, sayur mayur dan juga bila ada buah dengan mene. Klien minum air putih ± 7 –  9 gelas /hari
Di RS      : klien mengalami penurunan nafsu makan, porsi makan yang disediakan hanya ± 2 – 3 sendok yang dimakan. Klien minum ± 4 – 5 gelas/hari. Diet yang diberikan adalah bubur biasa (TKTP).

B.     ELIMINASI (BAK dan BAB)
Di rumah : klien BAK ± 5 - 6 kali/hari, warna kuning jernih, bau khas, pola BAB 1 - 2 x sehari dengan konsistensi padat.
Di RS      : pada saat pengkajian klien tidak ada BAB, pola BAK ± 3 x sehari.

C.     ISTIRAHAT dan TIDUR
Di rumah   : klien tidur ± 6 – 7 jam pada malam hari dan jarang tidur siang.
Di RS         : klien istirahat cukup, hanya diam di tempat tidur dan klien bisa tidur.
D.    AKTIVITAS
Di rumah : klien beraktivitas sebagai Mahasiswa.
Di RS      : klien tidak dapat beraktivitas karena mengalami nyeri pada bagian abdomen akibat benturan, terdapat lecet pada tangan dan lutut klien, serta skala aktivitas 2 (dibantu orang lain)
Skala aktivitas:
0: Mandiri                                     4: Pengawasan total
1: Mneggunakan alat bantu          5: Bantuan total
2: Dibantu orang lain
3: Bantuan dan diawasi

E.     KEBERSIHAN DIRI
Di rumah : mandi 2 kali sehari, gosok gigi setelah habis makan, cuci rambut tiap hari dan potong kuku bila dirasa klien panjang.
Di RS      : klien tidak pernah mandi tapi klien hanya diseka oleh orang tuanya atau keluarganya.

F.     REKREASI
Dirumah : klien sering menonton TV, mendengarkan musik, dan jalan-jalan.
Di RS      : selama dirawat klien tidak pernah nonton TV dan mendengarkan musik maupun jalan-jalan.

V.      PSIKOSOSIAL
A.     PSIKOLOGIS
Klien berharap semoga penyakitnya akan segera sembuh dan menganggap bahwa kejadian ini adalah suatu cobaan dari Allah SWT. Keadaan klien tampak lemah dan emosi klien tidak stabil, dan tampak tegang karena kecemasannya terhadap penyakit yang dialaminya, klien  dapat beradaptasi dengan lingkungan RS dan dapat menerima segala tindakan yang diberikan untuk kesembuhannya.

B.     SOSIAL
Klien dapat diajak bekerja sama dengan baik demi kesembuhannya, hubungan klien dengan keluarga klien baik ini terlihat dari banyaknya keluarga dan teman-teman klien yang menjenguk dan menemaninya saat klien dirawat di RS dan hubungan klien dengan tenaga medis cukup baik, terlihat dari seringnya klien bertanya kepada perawat.




C.     SPIRITUAL
Klien beragama Islam, selama dirawat klien tidak dapat melaksanakan shalat tetapi klien hanya berdoa untuk kesembuhannya untuk mengurangi kecemasannya.
VI.      PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : lemah
Kesadaran          : Compos Mentis   (GCS         : E4, V5, M6)
Penampilan        : lemah
      · TD   :   110/80 mmhg                ·        T : 36,7 ° C.
      · Nadi  :  80 x / mnt                     ·        R :  24 x / mnt.
·    BB sebelum MRS : 52 kg         ·        BB MRS  : 52 kg
·    TB klien  : 165 cm

B. Head to Toe
A.      Kepala
Bentuk kepala simetris, kulit kepala cukup bersih, posisi kepala tegak dapat digelengkan ke kiri / kekanan, tidak terdapat luka jahitan.
B.      Rambut
Bentuk rambut lurus, berwarna hitam, kebersihan cukup baik.
C.     Mata (Penglihatan)
Terlihat bersih (tidak ada kotoran), struktur mata simetris, fungsi penglihatan baik, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, klien tidak memakai alat bantu penglihatan / kacamata, dan visus mata 6/6.
D.    Hidung (Penciuman).
Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada perdarahan, polip dan tidak ada peradangan, terlihat bersih (tidak ada benda asing atau secret serta kotoran yang menempel)
E.      Telinga (Pendengaran)
Bentuk dan posisi simetris, fungsi pendengaran baik, tidak terdapat luka dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

F.     Mulut dan Gigi
Mukosa bibir agak kering, lidah tampak bersih, jumlah gigi lengkap, kebersihan gigi cukup baik, tidak tercium bau mulut, fungsi pengecapan baik (dapat membedakan rasa) tidak ada masalah dalam menelan tapi klien cuma kurang nafsu makan.
G.    Leher
Terlihat bersih(tidak terdapat kotoran dilipatan kulit), tidak terdapat pembesaran getah bening maupun kelenjar tiroid, dan tidak ada keterbatasan gerak pada leher.
H.    Thorax (Fungsi Pernafasan)
Bentuk simetris, frekuensi nafas 24 x/menit, tidak terlihat sesak nafas / tidak menggunakan alat bantu pernafasan, dada teraba datar dan tidak ada nyeri tekan dan tidak terdengar bunyi nafas tambahan ronchi dan wheezing.
I.        Abdomen
·                                                      Inspeksi        : wajah klien tampak meringis, bentuk simetris, tampak kebiruan pada perut bagian kiri, gerakkan perut pada saat inspirasi dan ekspirasi simetris.
·         Auskultasi    : bising usus menurun 6x/menit
·          Perkusi        : -
·                                                      Palpasi          : terdapat nyeri tekan pada abdomen sebelah kiri.
J.       Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, tidak ada gangguan dalam BAK dan tidak ada nyeri saat BAK.
K.    Ekstremitas
Atas     : Ekstremitas atas sebelah kanan terpasang infuse RL 20 tetes/menit dan ekstremitas atas sebelah kiri dan kanan terdapat luka lecet.
Bawah : Ekstremitas bawah terdapat luka lecet pada kedua lutut dan nyeri apabila digerakkan.
L.     Integument
Turgor kulit baik kembali kurang dari 2 detik, warna kulit sawo matang, suhu 36,7 ºC, dan keadaan kulit bersih.
VII.      PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM
Tanggal 17 Agustus 2011
Hb                : 11,9 gram                  ( Normal          : 11,5 – 15,5 gram %)
Lekosit         : 7.430 / mm               ( Normal          : 6 – 10 ribu/ mm)
Thrombosit   : 271.830 / mm           ( Normal          : 200 – 50.000 / mm)
Gula darah Sewaktu : 104 mg/dl     ( Normal          : < 220 mg/dl )


VIII.      ANALISA DATA
NO

HARI/TGL/JAM

DATA KLIEN

ETIOLOGI

MASALAH

PARAF MHSW

1

Rabu,17 Agustus 2011

Jam 10.15 WITA

DS : Klien mengatakan nyeri pada perut bagian kiri bila ditekan

DO :
  • Klien terlihat lemah,
  •  Ekspresi wajah klien meringis kesakitan,
  •  Skala nyeri sedang
  •  Pada bagian abdomen sebelah kiri tampak kebiruan
  • TTV
TD : 110/80 mmHg     T : 36,7 ºC
Nadi : 80 x/mnt         RR : 24 x/mnt
  • Bising usus: 6 x/m

Benturan benda tumpul

Nyeri abdomen

2

Rabu, 17 Agustus 2011

Jam 10.15 WITA

DS : Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak bisa banyak bergerak karena akan terasa nyeri.

DO :
  • Klien tampak diam ditempat tidur saja,
  • Skala aktivitas 2.
  • Terdapat luka lecet pada tangan dan lutut klien.
Skala aktivitas :
0:  Mandiri
1: Menggunakan alat bantu
2: Dibantu orang lain
3: Bantuan dan di awasi
4: Pengawasan total
5: Bantuan total

Nyeri
Gangguan mobilitas fisik

3

Rabu, 17 Agustus 2011

Jam 10.15 WITA

DS :­ -

DO :  
·         Klien tampak cemas
·         Klien terlihat banyak bertanya tentang penyakitnya kepada perawat
  • Klien tampak tegang
 perubahan status kesehatan
Cemas



IX.      DAFTAR MASALAH
NO.
HARI/TGL/JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL MUNCUL

TANGGAL TERATASI

PARAF MHSW

1

Rabu,17 Agustus 2011

Jam 10.15 WITA
Nyeri abdomen berhubungan dengan benturan benda tumpul, di tandai dengan :

DS : Klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian kiri bila ditekan

DO :
  • Klien terlihat lemah
  • ekspresi wajah klien meringis kesakitan
  • skala nyeri  sedang
  • pada bagian abdomen sebelah kiri tampak kebiruan
  • TTV
TD : 110/80 mmHg, Temp. : 36,7 ºC, Nadi : 80 x/mnt, dan RR : 24 x/mnt
  • Bising usus: 6 x/m

17 Agustus 2011

 

 

2

Rabu,17 Agustus 2011

Jam 10.15 WITA
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, di tandai dengan :

DS : Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak bisa banyak bergerak karena akan terasa nyeri.

DO :
  • Klien tampak diam ditempat tidur saja,
  • Skala aktivitas 2
  •  Terdapat luka lecet pada tangan dan lutut klien.
Skala aktivitas :
0:  Mandiri
1: Menggunakan alat bantu
2: Dibantu orang lain
3: Bantuan dan di awasi
4: Pengawasan total
5: Bantuan total


17 Agustus 2011

 

 

3

Rabu,17 Agustus 2011

Jam 10.00 WITA

Cemas b/d perubahan status kesehatan yang ditandai dengan:

DS :­ -

DO :  
·         Klien tampak cemas
·         Klien terlihat banyak bertanya tentang penyakitnya kepada perawat
  • Klien tampak tegang

17 Agustus 2011

 

 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar